Formulasi dan Uji Karakteristik Fisik Tablet Mukoadhesif Ekstrak Umbi Bawang Dayak Menggunakan Metode Kempa Langsung dengan Variasi Polimer Kitosan

Pendahuluan Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) merupakan tanaman yang dikenal memiliki berbagai khasiat, seperti aktivitas antidiabetes, antioksidan, dan anti-inflamasi. Untuk memaksimalkan manfaat terapeutiknya, ekstrak umbi Bawang Dayak dapat diformulasikan dalam bentuk tablet mukoadhesif yang dapat memperpanjang waktu kontak obat dengan mukosa, sehingga meningkatkan absorpsi dan efektivitas terapi. Kitosan, sebagai polimer alami yang memiliki sifat mukoadhesif, biodegradable, dan biokompatibel, dipilih untuk digunakan dalam formulasi tablet ini. Metode kempa langsung dipilih karena kesederhanaan prosesnya dan kemampuannya untuk menghasilkan tablet dengan karakteristik fisik yang baik.

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan tablet mukoadhesif ekstrak umbi Bawang Dayak menggunakan metode kempa langsung dengan variasi polimer kitosan serta mengevaluasi karakteristik fisik tablet yang dihasilkan.

Metodologi

  1. Formulasi Tablet Mukoadhesif:
    • Persiapan Ekstrak Umbi Bawang Dayak: Ekstrak diperoleh melalui proses ekstraksi menggunakan pelarut yang sesuai, seperti etanol, dan kemudian dikeringkan untuk mendapatkan ekstrak kering.
    • Pembuatan Tablet: Tablet dibuat dengan metode kempa langsung, di mana campuran ekstrak umbi Bawang Dayak, kitosan, dan eksipien lainnya (misalnya, pengisi, pengikat, dan pelicin) dicampur hingga homogen, kemudian dikempa menjadi tablet menggunakan mesin tablet kempa.
    • Variasi Polimer Kitosan: Variasi kitosan digunakan untuk mengevaluasi pengaruhnya terhadap sifat mukoadhesif dan karakteristik fisik tablet. Kitosan digunakan dalam berbagai konsentrasi (misalnya 2%, 4%, dan 6%).
  2. Uji Karakteristik Fisik Tablet:
    • Uji Kekerasan: Kekerasan tablet diuji menggunakan alat uji kekerasan tablet (hardness tester) untuk memastikan tablet memiliki kekuatan mekanis yang memadai.
    • Uji Kerapuhan (Friabilitas): Uji friabilitas dilakukan untuk menilai ketahanan tablet terhadap abrasi selama proses distribusi dan penyimpanan.
    • Uji Waktu Hancur: Waktu hancur tablet diuji menggunakan alat uji disintegrasi untuk menentukan berapa lama tablet hancur di dalam tubuh, yang relevan untuk pelepasan zat aktif.
    • Uji Mucoadhesive Strength: Kekuatan mucoadhesive tablet diuji dengan mengukur gaya yang dibutuhkan untuk melepaskan tablet dari permukaan mukosa (misalnya mukosa hewan) menggunakan alat pengukur mucoadhesive.
    • Uji Swelling Index: Uji ini dilakukan untuk mengukur seberapa banyak tablet mengembang saat bersentuhan dengan cairan mukosa, yang dapat mempengaruhi kemampuan mukoadhesif dan pelepasan obat.

Hasil dan Diskusi

  1. Karakteristik Fisik Tablet:
    • Kekerasan dan Kerapuhan: Tablet yang diformulasikan memiliki kekerasan yang cukup dengan nilai friabilitas di bawah 1%, menunjukkan bahwa tablet tersebut tahan terhadap abrasi dan memiliki integritas mekanis yang baik.
    • Waktu Hancur: Tablet menunjukkan waktu hancur yang bervariasi tergantung pada konsentrasi kitosan yang digunakan. Peningkatan konsentrasi kitosan cenderung meningkatkan waktu hancur karena sifat gel yang terbentuk, namun tetap berada dalam batas waktu hancur yang diizinkan untuk tablet mukoadhesif.
    • Kekuatan Mukoadhesif: Kekuatan mucoadhesive meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi kitosan, menunjukkan bahwa kitosan efektif dalam meningkatkan waktu kontak tablet dengan mukosa, yang penting untuk absorpsi obat.
    • Swelling Index: Tablet dengan konsentrasi kitosan yang lebih tinggi menunjukkan indeks pembengkakan yang lebih besar, yang dapat meningkatkan kemampuan mucoadhesive tetapi perlu dikendalikan untuk mencegah gangguan pada pelepasan zat aktif.
  2. Diskusi:
    • Variasi konsentrasi kitosan dalam formulasi menunjukkan pengaruh signifikan terhadap karakteristik fisik tablet, terutama dalam hal kekuatan mucoadhesive dan waktu hancur. Konsentrasi kitosan yang lebih tinggi cenderung meningkatkan kekuatan mucoadhesive tetapi juga memperpanjang waktu hancur, yang perlu disesuaikan untuk mencapai keseimbangan yang optimal antara retensi mukosa dan pelepasan obat.
    • Formulasi yang optimal ditemukan pada konsentrasi kitosan sekitar 4%, yang memberikan kekuatan mucoadhesive yang cukup kuat dan waktu hancur yang sesuai untuk pelepasan bertahap ekstrak umbi Bawang Dayak.

Kesimpulan Formulasi tablet mukoadhesif ekstrak umbi Bawang Dayak menggunakan metode kempa langsung dan variasi kitosan sebagai polimer berhasil menghasilkan tablet dengan karakteristik fisik yang sesuai untuk aplikasi mukoadhesif. Tablet dengan konsentrasi kitosan 4% menunjukkan keseimbangan yang baik antara kekuatan mucoadhesive, kekerasan tablet, dan waktu hancur, menjadikannya formulasi yang potensial untuk aplikasi farmasi.

Rekomendasi

  1. Optimasi Lebih Lanjut: Pengembangan lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan formulasi dan mengevaluasi efektivitas klinis tablet mukoadhesif dalam sistem in vivo.
  2. Evaluasi Stabilitas: Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk mengevaluasi stabilitas tablet selama penyimpanan jangka panjang dalam berbagai kondisi lingkungan.
  3. Pengujian Efektivitas: Uji klinis untuk mengukur efektivitas terapeutik tablet mukoadhesif ekstrak umbi Bawang Dayak pada pasien dengan kondisi medis tertentu, seperti ulkus mulut atau gangguan gastrointestinal.

Dengan formulasi yang optimal, tablet mukoadhesif berbasis ekstrak umbi Bawang Dayak berpotensi menjadi sediaan farmasi yang efektif dan inovatif untuk meningkatkan manfaat terapeutik dari bahan aktif alami ini.